Posted by: schariev | January 1, 2012

Badai Matahari 2012

Tahun 2012 telah datang. Bagi sebagian orang, pergantian tahun ini mungkin tidak akan begitu saja disambut dengan suka cita seperti perayaan pergantian tahun sebelumnya. Mereka yang telah menonton film berjudul “2012” yang bercerita tentang bencana besar yang akan melanda bumi pada 2012 atau telah mengetahui isu-isu yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun depan, sedikitnya akan merasa resah.

Isunya, tahun depan, tepatnya tangga 21 Desember 2012, akan terjadi badai matahari yang menimbulkan berbagai bencana mematikan di bumi. Oleh para penganut teori katastrofi, badai matahari besar tersebut dihubungkan dengan penanggalan suku Maya yang mengatakan bahwa akhir dunia atau kiamat memang terjadi pada tanggal yang terbilang cantik tersebut.

Kepala Observatorium Bosscha, Dr Hakim Luthfi Malasan, sependapat bahwa badai matahari memang akan terjadi pada tahun 2012. Bahkan, diperkirakan akan terjadi juga pada tahun 2013. Badai matahari ini, ujarnya, merupakan siklus alami setiap 11 tahun sekali.

“Artinya aktivitas matahari meningkat setiap 11 tahun sekali. Awalnya, matahari akan menjulurkan lidah api atau flare sepanjang 2 sampai 3 juta kilometer berkekuatan setara dengan miliaran bom atom. Flare ini akan menimbulkan partikel berenergi dan berkecepatan tinggi. kemudian partikelnya akan sampai ke bumi sekitar delapan menit kemudian,” ujar Hakim saat ditemui di Observatorium Bosscha, Lembang, Selasa (27/12).

Partikel berenergi tinggi ini, kemudian akan menembus lapisan magnetosfer dan bisa saja membuat sejumlah satelit buatan manusia yang mengorbit di angkasa mengalami kerusakan dan akhirnya jatuh bebas ke bumi. Inilah, ujarnya, yang harus diwaspadai karena bisa saja terjadi hujan satelit.

Badai matahari sendiri, kata Hakim, tidak pernah menimbulkan bencana seperti gempa atau lainnya. Namun, bisa menimbulkan gangguan pada gaya elektromagnetik yang ada di bumi. Partikel berenergi tinggi yang ditimbulkan badai matahari, katanya, bisa meninggikan gaya elektromagnetik bumi.

Akibat hantaman partikel ini, jaringan telekomunikasi akan rusak, pembangkit listrik bisa langsung mati, berbagai peralatan elektronik seperti handphone, komputer, televisi, ATM, dan radio pun tidak akan berfungsi bahkan rusak.

Akhirnya, manusia akan kembali pada zaman kegelapan. Semua tatanan kehidupan manusia yang telah menginjak zaman serba teknologi tinggi ini, ujarnya, akan sedikit mengalami kelumpuhan.

“11 tahun lalu terjadi badai matahari yang cukup besar. Untungnya, belum banyak perangkat berteknologi tinggi waktu itu sehingga dampaknya hanya sedikit. Sekarang kan sudah sangat pesat kemajuannya. Masyarakat yang terbiasa dengan navigasi, telekomunikasi, dan listrik, akan mengalami kesulitan,” kata Hakim.

Apabila dilihat dari grafik tahunannya, aktifitas matahari menunjukan grafik naik turun seperti jejeran bukit. Pada titik-titik tertentu, matahari akan menghasilkan flare yang menimbulkan badai matahari. Fase sekarang, ujarnya, matahari terus berada pada tingkat minimum.

Inilah, katanya, yang membuat khawatir. Sebab, apabila aktivitas matahari terus berada dalam posisi minimum, dikhawatirkan aktivitasnya akan tiba-tiba melonjak naik dan menghasilkan badai matahari berefek mengerikan.

Akibat lonjakan ini, katanya, beberapa tahun lalu Inggris Raya sempat beku karena jaringan listriknya rusak. Pada 2003, badai matahari pun telah membuat kawasan Kanada dan Alaska mengalami mati lampu, jaringan telekomunikasi rusak, dan sejumlah generator dan dinamo meleleh. Badai matahari pada 2005 pun membuat sejumlah penerbangan mengalami penundaan akibat kekacauan navigasi.

Badai matahari yang menyebabkan matinya berbagai sistem berteknologi tinggi ini, kata Hakim, bisa saja menimbulkan anarkisme dan huru-hara di masyarakat. Dampak psikologis inilah yang perlu juga dikhawatirkan.

Pada Natal 2011, kata Hakim, dirinya mendapatkan laporan bahwa matahari telah mengeluarkan flare, Minggu (25/12) pukul 21.00, yang menimbulkan badai yang cukup besar. Akibatnya, sejumlah jaringan telekomunikasi sempat terganggu.

Pada tanggal tersebut, katanya, jaringan ponsel sempat terganggu. Dirinya pun menyangsikan kalau gangguan hanya disebabkan oleh sibuknya jaringan pada hari libur itu. Sebab, sejumlah ATM pun mengalami gangguan.

“Tapi saya belum berani mengatakan bahwa gangguan pada Natal kemarin ini akibat flare. Sebab, belum diteliti. Tapi, gangguan pada Natal ini jauh lebih buruk daripada Lebaran yang jelas-jelas disebabkan oleh sibuknya jaringan,” kata Hakim.

Dalam jangka panjang, ujarnya, badai matahari pun akan menimbulkan perubahan cuaca. Sebab, cosmic ray yang dihasilkan akibat aktifitas matahari mempengaruhi pembentukan awan. Akibatnya, badai matahari yang berarti naiknya aktivitas matahari dapat membuat pembentukan awan semakin banyak.

Akhirnya, akan terjadi badai el nino yang berarti musim panas berkepanjangan dan badai la nina yang berarti musim hujan yang berkepanjangan.

“Apapun bisa terjadi di tahun 2012. Tidak usah ditakuti tetapi harus tetap diwaspadai. Ada baiknya jika mulai sekarang kita membiasakan diri untuk tidak terlalu tergantung pada alat-alat elektronik dan kembali pada sistem manual,” ujarnya.

Badai matahari, katanya, tidak bisa diprediksi apalagi jika ditetapkan pada tanggal 21 Desember 2012 seperti yang diungkapkan para penganut teori katastrofi. Masyarakat, ujarnya, telah sangat cerdas sehingga tidak akan mudah percaya pada isu kiamat tersebut.

Yang jelas, pada tahun 2012, akan terjadi fenomena antariksa yang unik selain hujan meteor dan gerhana. Yakni, oposisi Planet Mars pada maret 2012 dan transit Planet Venus pada Juni 2012. Mars akan terlihat purnama dari Bumi dan Venus akan berada di antara Bumi dan matahari.


Leave a comment

Categories